BOGOR–Wacana menjadikan Bogor sebagai sebuah provinsi kembali mencuat. Kali ini isu itu datang langsung dari mulut Bupati Bogor Rachmat Yasin. Baginya, menjadikan Bogor sebagai provinsi adalah sebuah mimpi yang suatu saat bisa terwujud. Dalam dialognya bersama kru Radar Bogor Group di Lantai 4 Graha Pena, kemarin, RY -sapaan akrab politisi partai berlambang Kakbah itu- memaparkan, beberapa daerah tetangga seperti Sukabumi, Bekasi, Depok dan Cianjur sudah membahas rencana pembentukan provinsi baru.
Kalau dilihat dari potensi, jelas Ketua DPW PPP Jawa Barat, Kabupaten Bogor dan beberapa daerah tetangga lebih berpotensi dibandingkan Kota dan Kabupaten Cirebon yang sudah memunculkan wacana berpisah dari Jawa Barat. Ia menjelaskan, jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai 4,7 juta jiwa ditambah dengan potensi sumber daya alam (SDA) sudah sangat mumpuni.
Belum lagi dengan wilayah Sukabumi yang memiliki pantai dan pelabuhan. Sedangkan Bekasi juga memiliki potensi di bidang industri. “Jadi sudah selayaknya kita membentuk provinsi baru,” tukas RY. Di tengah paparan mimpinya itu, pertanyaan menggelitik terlontar dari General Manager Radar Bekasi, Faturahman S Kanday.
“Bagaimana mau bikin provinsi Pak? Mengurusi Pasar Cibinong saja sampai sekarang masih belum bisa. Revitalisasi Pasar Cibinong itu kan merupakan janji Bapak saat kampanye,” kritik pria yang tinggal di Kecamatan Cibinong itu.. Menurut Fatur, sapaan akrab Faturahman, Pasar Cibinong yang terletak di jantung ibukota Cibinong adalah cerminan pemerintahan Kabupaten Bogor. “Sehingga pembenahannya harus segera dilakukan,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, RY mengungkapkan, banyak sektor lain yang juga menjadi fokus utama pemerintahannya tiga tahun ini. Sehingga Pasar Cibinong saja tidak bisa dijadikan sebagai indikasi keberhasilan pemerintahan. “Lebih banyak kemudaratannya daripada kebaikannya kalau pasar itu dibongkar. Ke mana para pedagang akan direlokasi. Maka yang terpenting adalah menunggu momen yang tepat. Setelah Jalan Sentul-Kandang Roda selesai, baru kita mulai benahi Pasar Cibinong. Tahun 2012 akan saya mulai,” tuturnya.
Tak hanya soal mimpi besar menjadikan Bogor sebagai provinsi, dalam diskusi hangat kemarin pun muncul sejumlah pertanyaan mengenai duet RY dan wakilnya Karyawan Faturachman (KF) yang tengah gencar diisukan tidak harmonis. “Dari semua programprogram pemkab, berapa persennya ide Pak Karyawan? Apakah Bapak dengan Pak Karyawan masih akur?” tanya Abdul Somad, Pimpinan Redaksi Metropolitan. Pertanyaan spontan itu jelas mengundang tawa para peserta dialog.
RY yang didampingi Sekda Kabupaten Bogor, Nurhayanti serta sejumlah jajaran SKPD menjawab pertanyaan Abdul Somad dengan diplomatis. Ia mengatakan, ide pembangunan Kabupaten Bogor ya ide berdua. ”Ide saya, juga idenya Pak Karyawan. Idenya Pak Karyawan juga ide saya. Jadi dalam pemerintahan, pemimpinnya harus akur,” lugas RY.
Mengenai keharmonisan, RY mengaku hubungan dengan Karyawan bukan hubungan yang baru dijalin satu atau dua tahun. Tapi sudah dijalin puluhan tahun ketika masih duduk di bangku SMA. “Saya kenal Pak Karyawan sejak di SMA 1 Bogor, dia itu adik kelas saya. Begitu juga ketika berorganisasi di KNPI. Jadi kita sudah soulmate,” papar RY yang disambut gelak tawa kru Radar Bogor. Pertanyaan yang sedikit menyentil datang dari Koordinator Liputan Radar Bogor, Iqbal Muchamad.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bogor harus mengakui telah gagal dalam prmbangunan terminal. Buktinya, Terminal Laladon yang berkonflik dengan Terminal Bubulak, lalu Terminal Leuwiliang yang manfaatnya tidak maksimal, serta Terminal Cileungsi, Parung dan Bojonggede hingga kini juga bermasalah. Lalu, apa dasar kajian pemkab untuk membuat terminal di Kabupaten Bogor yang hingga kini dianggap proyek mubazir? Menjawab pertanyaan tersebut, RY mengaku ada misbirokrasi dalam proses pembangunan tersebut. Tapi, ia berkilah bahwa pembangunan terminal itu sudah ada sebelum ia menjabat sebagai bupati.
”Yang jelas ke depan permasalahan terminal akan diperbaiki dan bisa bermanfaat bagi masyarakat Bogor. Pokonya Pasar dan Terminal Parung akan di-make over,” paparnya. Tak hanya itu, sinyal-sinyal mengenai pencalonan kembali dirinya menjadi bupati pada 2013 juga turut disentuh dalam diskus ikemarin. Hal itu terlihat dari pernyataan-pernyatan yang ia lontarkan. “Masyarakat Kabupaten Bogor masih menginginkan saya menjadi bupati. Kalau saya mau, ya saya akan mencalonkan diri lagi. Sekali lagi, itu kalau saya mau. Tapi saya yakin masyarakat pasti mau saya jadi bupati lagi,” kelakar RY.(nad)
Sumber :
http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=86380
29 Desember 2011
No comments:
Post a Comment