Oleh : Dedi E. Kusmayadi
Jatinangor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Ini telah berkembang menjadi Kota Pendidikan, Kota Industri, Kota Pemerintahan dan Kota Perdagangan sebagai akibat dampak perluasan Kotamadya Bandung dan perluasan pendidikan perguruan tinggi yang ada di Kotamadya Bandung. Sebagai Kota Penyangga Kota ini mempunyai peluang cepat ke arah Perkembangan kota jika dibandingkan kota-kota Kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang. Sewaktu penulis sekolah dulu dan Bappeda Sumedang pada waktu itu saya masih ingat pada waktu itu kepala Bappedanya masih Drs. Soebarna Poeradinata (alm). Kota ini diajukan sebagai kota Administratif entah mengapa Depdagri tidak menyetujuinya.
Namun saat ini mencuat kembali tentang kepedulian terhadap Kota jatingor seperti LSM Forrbeka Jatinangor. Selain itu, wacana untuk menjadikan Kecamatan Jatinangor menjadi sebuah kota atau kota administratif, sudah lama didengungkan. Hal itu diakui salah seorang Anggota Senat Guru Besar Unpad Bandung, Prof. Dr. Wahyudin Zarkasyi. Penilaian tersebut, diantaranya dilatar belakangi wilayah Kecamatan Jatinangor terdapat empat perguruan tinggi (PT). Masing-masing Universitas Padjdjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), dan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), dengan jumlah mahasiswa lebih dari 50.000 orang.
Menurut Wahyudin, dengan adanya 50 ribu mahasiswa di sana sangat potensial untuk mengundang para investor menanamkan investasinya. Saat ini, tanpa diundang pun investor sudah datang dengan membangun berbagai fasilitas, khususnya tempat kos-kosan.
Ia mengakui, sebenarnya pemerintah sudah lama merancang kawasan Jatinangor untuk dijadikan sebagai kota mandiri (kota pendidikan). Hal ini dibuktikan sejumlah perguruan tinggi, didorong untuk dipindahkan ke Jatinangor. Namun kenyataannya pemerintah belum siap, sehingga kondisi kawasan Jatinangor apa adanya seperti sekarang.
Wahyudin beranggapan, sebaiknya kawasan Jatinangor dikelola secara otonomi atau terpisah dari Pemkab Sumedang, agar pelayanannya lebih terfokus. Pasalnya, pelayanan pemerintahan kepada masyarakat setempat dan perguruan tinggi yang ada, terasa kurang maksimal.
“Masa’ di kawasan Jatinangor tidak ada pelayanan publik yang maksimal. Seperti tidak adanya petugas pamong praja, pemadam kebakaran, layanan rumah sakit dan sebagainya. Selama ini, pelayanan itu hanya diberikan oleh pemerintah kecamatan,” paparnya.(klik-galamedia.com)
Untuk itu kita kaji Kota Jatinangor ini :
Letak Admistratif
Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an. Sebelumnya, kecamatan ini bernama Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kaki Gunung Manglayang yang kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah perguruan tinggi di sana. Dari Topografische Kaart Blaad L.XXV tahun 1908 dan Blaad H.XXV tahun 1909 yang diterbitkan oleh Topografische Dienst van Nederlands Oost Indie, telah dijumpai nama Jatinangor di tempat yang sekarang juga bernama Jatinangor. Kota Kecamatan ini terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS.(wikipedia). Secara administrasi, Jatinangor yang memiliki luas wilayah 5.000 ha di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Tanjungsari, sebelah timur dengan Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Cimanggung, sebelah selatan dengan Kecamatan Rancaekek (Kabupaten Bandung), serta sebelah barat dengan Kecamatan Cileunyi (Kabupaten Bandung). Pemekaran wilayah Jatinangor menjadi Kota Jatinangor atau kota mandiri, sangat tergantung keinginan masyarakat setempat, yang mendapat persetujuan dari dewan maupun Pemkab Sumedang. Sedangkan Perguruan Tinggi tidak bisa meminta pemekaran wilayah segera dilakukan, namun berkewajiban mendukung dengan memberikan kontribusi pembangunan di wilayah sekitar.
Geologi dan Geomorfologi
Sebagaimana daerah lain di kawasan Cekungan Bandung, iklim yang berkembang di Jatinangor adalah iklim tropis pegunungan.Titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah Desa Cintamulya setinggi 675 m di atas permukaan laut, sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung Geulis setinggi 1.281 m di atas permukaan laut. Sungai-sungai penting di Jatinangor meliputi Cikeruh, Cibeusi, Cicaringin, Cileles, dan Cikeuyeup, dan relatif landai.Satuan geomorfologi pedataran volkanik, di bagian selatan. Satuan geomorfologi perbukitan volkanik landai, di bagian utara. Satuan geomorfologi perbukitan volkanik terjal, di bagian timur. Dilihat dari kondisi geologi daerah ini relatif landai untuk perkembangan kotanya (RUTRK Kota Jatinangor)
Geologi
Satuan hasil gunung api muda. Berumur Kuarter, didominasi oleh batuan volkaniklastik, tersebar di bagian utara dan tengah daerah Jatinangor. Satuan ini tersingkap baik di aliran Cikeruh. Satuan lava gunung api muda. Berumur Kuarter, didominasi oleh lava, merupakan batuan utama pembentuk Gunung Geulis. Satuan endapan danau. Berumur Kuarter, didominasi oleh batuan sedimen yang merupakan sisa endapan Danau Bandung, tersebar di bagian barat daya daerah Jatinangor.
Hidrogeologi
Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir, di bagian selatan. Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, di bagian utara. Air tanah langka atau tidak berarti, berupa akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas kecil atau daerah air tanah langka, di bagian timur. Analisis kondisi Hidrogeologi kota ini tidak sulit untuk mendapatkan air bersih di kota ini
Kondisi Wilayah
Saat ini Jatinangor dikenal sebagai salah satu kawasan pendidikan di Jawa Barat. Pencitraan ini merupakan dampak langsung pembangunan kampus beberapa institusi perguruan tinggi di Kota kecamatan ini. Perguruan tinggi yang saat ini memiliki kampus di Jatinangor yaitu :
- Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Desa Hegarmanah dan Desa Cikeruh.
- Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Cibeusi. Sebelumnya institut ini bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
- Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) di Desa Cibeusi.
- Institut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Sayang. Sebelumnya kompleks Kampus ITB Jatinangor merupakan kompleks Kampus - Universitas Winaya Mukti (UNWIM)
Seiring dengan hadirnya kampus-kampus tersebut, Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik dan sosial yang pesat. Sebagaimana halnya yang menimpa lahan pertanian lain di Pulau Jawa, banyak lahan pertanian di Jatinangor yang berubah fungsi menjadi rumah sewa untuk mahasiswa ataupun pusat perbelanjaan.
Masalah kurangbya Pelayanan Kota Jatinanagor
Dosen Hukum Tata Ruang Universitas Parahyangan (Unpar) Asep Warlan menyebutkan, sejak awal kawasan Jatinangor memang akan dijadikan kota pendidikan. Asep Warlan menyebutkan, pertumbuhan ekonomi masyarakat menenagah berlangsung dengan pesat. Kondisi itulah yang terjadi. Namun kurang mendapat perhatian pemerintah setempat. “Kita bisa saksikan di kawasan Jatinangor pelayanan kesehatan terbatas, begitu pun dengan layanan keamanan. Tidak ada satpol PP, pemadam kebakaran, serta layanan lainnya, dan kemacetan sering terjadi,” tuturnya. Jika diperhatikan kata dia, semua layanan ini kalah oleh layanan di kampus-kampus yang ada di kawasan Jatinangor, terutama masalah fasilitas. “Fasilitas dan layanan umum di kampus jauh lebih baik, daripada fasiltas dan layanan di kawasan Jatinangor yang selama ini dipegang oleh kecamatan,” tegasnya.
Kesimpulan
Ada beberapa Keuntungan dan Permasalahan Jika Kota Jatinangor dijadikan kota Administrati, yaitu :
Keuntungan :
1. Kota relatif landai untuk perkembangan kota.
2. Sebagai daerah penyangga yang berbatasan langsung dengan Kotamadya Bandung.
3. Salah Satu Pusat Kota Pendidikan Perguruan di Jawa Barat.
4. Kota yang telah mempunyai fasilitas perdagangan dan jasa skala regional seperti : Hotel dan Perdagangan
Permasalahan :
1. Kurangnya fasilitas yang memadai seperti : pemadam kebakaran, pelayanan rumah sakit dan lain-lain. Apabila kota Jatinangor mau dijadikan sebagai kota otonom atau kota administratif.(Standard lingkungan Perkotaan Dep.PU)
2. Pemekaran wilayah Jatinangor menjadi Kota Administratif, sangat tergantung keinginan masyarakat setempat, yang mendapat persetujuan dari dewan maupun Pemkab Sumedang, Pemda Jabar dan Pemerintah Pusat.
Sumber :
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/07/31/wacana-pemikiran-ke-arah-kota-administratif-jatinangor/
31 Juli 2012
No comments:
Post a Comment